Wapenja.com/Bandung – Dalam upaya memperkuat peran Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam membentuk karakter peserta didik, Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMK Kota Bandung menyelenggarakan kegiatan bertema “Bersama Guru BK Wujudkan Generasi Muda yang Asertif, Berani, dan Bebas dari Kekerasan di Lingkungan Sekolah.”
Acara ini digelar di Aula SMKN 8 Kota Bandung, beralamat di Jalan Kilingan No. 31, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Selasa (07/10/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Barat Asep Yudi Mulyadi, S.STP., M.A.P., Ketua MKKS SMK Kota Bandung Rony Harimurti, S.Pd., M.M., Ketua MGBK SMK Kota Bandung Frisca Choerunissa, M.Pd., serta narasumber dari Polrestabes Bandung Kasat Binmas AKBP Kusno Driyantra, S.Pd.
Dalam sambutannya, Rony Harimurti, S.Pd., M.M. menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat kapasitas guru BK agar mampu menjadi pendamping dan pelindung bagi peserta didik di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.
“Guru BK berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai keberanian, empati, dan tanggung jawab pada siswa. Mereka tidak hanya menjadi tempat berbagi masalah, tetapi juga pembimbing dalam membentuk karakter yang kuat dan berani menolak kekerasan,” ujarnya.
Sementara itu, Asep Yudi Mulyadi, S.STP., M.A.P. menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan ramah bagi seluruh peserta didik.
“Pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan perlindungan anak. Kami mendukung penuh kegiatan seperti ini agar guru BK memiliki pemahaman hukum dan etika dalam menangani kasus di sekolah,” ungkapnya.
Ketua MGBK SMK Kota Bandung, Frisca Choerunissa, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan advokasi ini lahir dari kepedulian terhadap meningkatnya kasus kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan. Guru BK harus mampu membentuk generasi yang asertif, berani, dan peduli terhadap sesama,” tutur Frisca.
Sementara itu, Kasat Binmas Polrestabes Bandung AKBP Kusno Driyantra, S.Pd., yang turut menjadi narasumber, memberikan materi tentang aspek hukum dan pencegahan kekerasan di sekolah.
“Kekerasan bisa muncul dalam berbagai bentuk — fisik, verbal, bahkan digital. Guru BK memiliki peran penting dalam deteksi dini dan pencegahan. Kepolisian siap bersinergi dengan dunia pendidikan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah,” tegasnya.
Selain menghadirkan narasumber utama, kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi para guru BK yang hadir. Salah satu peserta, Rina Puspitasari, S.Pd. dari SMKN 5 Bandung, mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru tentang pendekatan asertif dalam mendampingi siswa.
“Kami jadi lebih memahami bagaimana membantu siswa untuk berani menyampaikan pendapat dan menolak tekanan dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab. Ini penting agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri tanpa harus melakukan kekerasan,” ujar Rina.
Senada dengan itu, Dadan Ramdani, S.Pd., guru BK dari SMKN 11 Bandung, menilai kegiatan advokasi ini sangat relevan dengan tantangan zaman.
“Kasus kekerasan kini sering muncul di media sosial. Kami para guru BK harus adaptif dan peka terhadap perubahan karakter siswa generasi digital. Kegiatan seperti ini sangat membantu memperkuat peran kami di sekolah,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, seluruh peserta diharapkan mampu memperkuat sinergi antara sekolah, Dinas Pendidikan, dan aparat penegak hukum dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif bagi tumbuhnya generasi muda yang asertif, berani, dan bebas dari kekerasan.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi gerakan bersama untuk memperkuat perlindungan hukum dan kesejahteraan psikologis bagi guru serta peserta didik,” tutup Frisca Choerunissa, M.Pd.












