Wapenja.com/Washington, D.C. – Dalam dunia keuangan yang digerakkan oleh kepercayaan dan sinyal, satu pernyataan dari Presiden Donald Trump kembali membuktikan betapa rapuhnya stabilitas pasar global. Melalui unggahan singkat di media sosial, Trump menyatakan kemungkinan penerapan tarif impor baru terhadap China, memicu gelombang kepanikan di lantai bursa.
Hanya dalam hitungan jam, indeks S&P 500 terjun bebas, menghapus nilai kapitalisasi pasar sebesar 1,56 triliun dolar AS (setara dengan Rp 25.000 triliun). Investor berebut keluar dari pasar saham, memindahkan aset ke instrumen yang lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah.
Reaksi Pasar:
- Saham teknologi dan manufaktur menjadi korban utama, mencerminkan ketergantungan sektor ini pada rantai pasok global.
- Volatilitas melonjak, mencerminkan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi AS menjelang tahun fiskal baru.
Pernyataan Trump bukan sekadar retorika dagang. Ia mencerminkan gaya kepemimpinan yang mengandalkan kejutan dan tekanan publik sebagai alat negosiasi. Namun, dampaknya jauh melampaui diplomasi: jutaan investor kecil kehilangan nilai portofolio mereka, dan pasar global kembali dihadapkan pada pertanyaan lama—seberapa besar risiko dari kebijakan yang diumumkan lewat media sosial?












