Wapenja.com/Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia mengambil langkah berani dengan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON95 dari RM2,05 menjadi RM1,99 per liter, atau sekitar Rp 7.864 (dengan kurs RM1 = Rp 3.952). Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam konferensi pers yang digelar di Kompleks Putrajaya, dikutip dari Antara, Senin (22/9), dan akan mulai berlaku efektif pada 30 September 2025.
Penurunan harga ini dilakukan di tengah tekanan ekonomi global yang masih belum stabil, termasuk dampak dari fluktuasi harga minyak dunia, ketegangan geopolitik, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Malaysia menyebut kebijakan ini sebagai bagian dari strategi pemulihan ekonomi nasional dan upaya memperkuat daya beli masyarakat.
Distribusi Bertahap dan Prioritas Sosial
Untuk memastikan distribusi yang adil dan efisien, pemerintah menetapkan jadwal akses bertahap:
- 27 September 2025: Anggota kepolisian dan militer akan menerima akses awal sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka menjaga stabilitas nasional.
- 28 September 2025: Masyarakat penerima bantuan langsung tunai (BLT) akan mulai menikmati harga baru, sebagai bagian dari program perlindungan sosial.
Seluruh warga Malaysia dapat mengakses harga BBM yang telah disubsidi ini dengan menggunakan MyKad (kartu identitas nasional), baik saat melakukan pembelian di SPBU maupun melalui aplikasi digital yang terintegrasi dengan sistem pembayaran bahan bakar.
Penurunan harga BBM ini diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap inflasi domestik, biaya logistik, dan harga barang kebutuhan pokok. Para pelaku industri transportasi dan logistik menyambut baik kebijakan ini, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan menurunkan tarif angkutan umum.
Dalam pidatonya, Anwar Ibrahim menekankan bahwa keputusan ini bukan hanya soal angka, tetapi tentang kepercayaan dan solidaritas nasional:
“Keberhasilan kita saat ini adalah hasil kekuatan orang-orang yang tidak pernah menyerah. Ini adalah hadiah kecil untuk rakyat yang terus mendukung visi MADANI,” ujar Anwar.
Sorotan Regional: Perbandingan dengan Indonesia
Kebijakan Malaysia ini langsung menjadi bahan diskusi hangat di Indonesia, terutama di media sosial dan forum kebijakan energi. Harga BBM RON95 di Malaysia yang kini lebih murah dibandingkan harga Pertalite di Indonesia memicu pertanyaan publik mengenai efektivitas subsidi dan transparansi harga energi.
Meski belum ada pernyataan resmi dari Kementerian ESDM Indonesia, analis energi memperkirakan bahwa langkah Malaysia ini akan mendorong pemerintah Indonesia untuk mengevaluasi kembali skema subsidi BBM dan strategi ketahanan energi nasional.












