Prabowo Target Bangun 66 RS Internasional, Pendidikan Dokter Gratis Jadi Prioritas

Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menegaskan komitmennya memperkuat sektor kesehatan nasional dengan rencana pembangunan 30 fakultas kedokteran baru di berbagai universitas di Indonesia saat meresmikan Rumah Sakit (RS) Kardiologi Emirates–Indonesia di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Rabu, 19 November 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Wapenja.com –  Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya memperkuat sektor kesehatan nasional dengan rencana pembangunan 30 fakultas kedokteran baru di berbagai universitas di Indonesia. Selain itu, ia juga akan menambah kuota mahasiswa kedokteran di kampus yang sudah memiliki fakultas tersebut, dengan janji bahwa sebagian besar mahasiswa akan memperoleh beasiswa penuh.

Dalam sambutannya saat meresmikan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia (RS KEI) di Surakarta, Prabowo menekankan urgensi kebijakan ini. “Khusus untuk dokter, saya upayakan bahwa sebagian besar, kalau bisa semuanya, insyaallah bisa, itu beasiswa penuh,” ujarnya, Rabu (19/11).

Rencana Strategis

  • 30 fakultas kedokteran baru akan dibuka di sejumlah universitas.
  • 148 program studi baru di 57 fakultas kedokteran, terdiri dari 125 prodi spesialis dan 23 prodi subspesialis.
  • Target pembangunan 66 rumah sakit baru dengan standar internasional dalam 4 tahun ke depan.
  • Fokus pada peningkatan jumlah dokter untuk mengatasi kekurangan 70 ribu dokter spesialis dan 140 ribu dokter umum.

Indonesia saat ini hanya menghasilkan sekitar 12 ribu dokter umum dan 2.700 dokter spesialis per tahun. Angka tersebut dinilai jauh dari cukup untuk mengejar kebutuhan tenaga medis nasional. Prabowo menegaskan, jika tidak ada langkah drastis, Indonesia bisa menunggu hingga 35 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter.

Baca Juga  Bantuan Keuangan Desa Cijayanti Tahun 2025, Realisasikan Bronjong dan Betonisasi Jalan

Kondisi ini diperparah oleh distribusi tenaga medis yang timpang. Banyak daerah terpencil masih kekurangan dokter, sementara konsentrasi tenaga kesehatan menumpuk di kota besar. Kebijakan pembangunan fakultas kedokteran baru diharapkan tidak hanya menambah jumlah tenaga medis, tetapi juga memperbaiki distribusi mereka ke seluruh pelosok negeri.

Kolaborasi Internasional

RS KEI merupakan hasil kerja sama strategis antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, dibangun pada periode 2023–2025. Rumah sakit ini diharapkan menjadi pusat rujukan kardiovaskular berskala internasional untuk Jawa Tengah, DIY, dan sekitarnya.

Baca Juga  Sri Mulyani Akhirnya Revisi Anggaran Kesejahteraan Guru dari Rp.179 Triliun ke Rp. 275 Triliun

Selain fasilitas medis, kerja sama ini juga mencakup transfer teknologi, pelatihan tenaga kesehatan, serta peluang riset bersama. Dengan standar internasional, RS KEI diharapkan menjadi model rumah sakit modern yang bisa direplikasi di berbagai daerah.

Langkah Prabowo membangun fakultas kedokteran dan rumah sakit baru menunjukkan strategi investasi jangka panjang di sektor kesehatan. Namun, tantangan besar tetap ada:

  • Kualitas pendidikan harus dijaga agar tidak sekadar mengejar kuantitas.
  • Distribusi tenaga medis perlu diatur agar tidak menambah ketimpangan antarwilayah.
  • Pendanaan berkelanjutan untuk beasiswa penuh harus dipastikan agar tidak berhenti di tengah jalan.

Kebijakan ini bisa menjadi lompatan besar dalam sejarah kesehatan Indonesia, sekaligus memperkuat diplomasi internasional melalui kolaborasi dengan negara mitra.