KCD Wilayah VII Dorong Sekolah Angkasa Jadi Laboratorium Pendidikan Berkarakter

Wapenja.com/Bandung – Kunjungan Kepala Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah VII Jawa Barat, Asep Yudi Mulyadi, S.STP., M.A.P., pada hari Jumat (28/11) ke SMA Angkasa Bandung menghadirkan nuansa berbeda. Bukan sekadar agenda evaluasi, kehadiran KCD bersama jajaran pengawas dan pimpinan sekolah menjadi forum refleksi mendalam tentang arah pendidikan swasta di era kompetisi global.

Dalam arahannya, Asep Yudi menegaskan bahwa sekolah swasta harus mampu melampaui standar sekolah negeri. “Sekolah swasta tidak boleh sekadar meniru. Nilai lebih harus hadir dalam layanan pendidikan, pembinaan karakter, dan pendampingan siswa, ingat! 10 program unggulan sekolah merupakan langkah tepat untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi yang percaya diri, tangguh, dan siap menghadapi masa depan,” tegasnya. Pesan ini menjadi tantangan sekaligus peluang: sekolah swasta dituntut menjadi pionir inovasi, bukan sekadar pengikut.

Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan implementasi pembelajaran mendalam (deep learning), penguatan karakter peserta didik, serta penyelarasan program unggulan sekolah dengan arah kebijakan Dinas Pendidikan.

Sementara itu, Agus Hermawan Hidayat, S.Pd., M.M.Pd., selaku Pengawas Pembina menyoroti pentingnya konsistensi implementasi program sekolah. “Penguatan mutu tidak hanya berbicara tentang akademik, tetapi juga bagaimana sekolah konsisten menerapkan budaya positif, membangun karakter, dan terus melakukan evaluasi agar setiap program berjalan efektif,” ungkapnya.

Gapura Panca Waluya sebagai Fondasi

SMA Angkasa Bandung kini menjadikan Gapura Panca Waluya sebagai payung program. Kepala Sekolah, Ruri Septyastuti, S.Sos., menyebut integrasi dengan 7 Kebiasaan Siswa Indonesia Hebat sebagai strategi membangun budaya sekolah yang konsisten. “Kami ingin siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi masa depan,” ujarnya.

Disiplin dan Tata Tertib Berbasis Kesadaran

Wakasek Kurikulum, Nelly Herliana, S.Pd., menyoroti kedisiplinan guru sebagai faktor penentu mutu pembelajaran. Sementara Wakasek Kesiswaan, Sri Hasti Gustria, S.Pd., menekankan tata tertib berbasis kesadaran siswa sebagai jawaban atas perilaku instan dan ketergantungan digital. Keduanya sepakat bahwa disiplin bukan sekadar aturan, melainkan budaya yang harus ditanamkan.

Branding dan Jejaring Sosial

Wakasek Humas, Sri Sulastri, S.Pd., menegaskan pentingnya memperkuat jejaring eksternal. “Branding sekolah melalui media sosial dan komunikasi publik harus ditingkatkan agar citra SMA Angkasa semakin dikenal,” katanya. Hal ini menegaskan bahwa reputasi sekolah kini dibangun tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di ruang publik.

Sarana Prasarana dan Budaya Positif

Marlinah, S.Pd., Wakasek Sarpras, menekankan pentingnya fasilitas yang nyaman dan ramah lingkungan. “Kesadaran siswa menjaga kebersihan dan fasilitas sekolah adalah bagian dari pembelajaran karakter,” ujarnya. Pengawas Pembina, Agus Hermawan Hidayat, S.Pd., M.M.Pd., menambahkan bahwa konsistensi budaya positif adalah syarat agar program sekolah berjalan efektif.

Energi Baru bagi Guru

Guru Fisika, Teni Husnul Khotimah, S.Pd., menyebut kunjungan KCD sebagai dorongan besar. “Kami semakin termotivasi berinovasi, memperbarui perangkat pembelajaran, dan mengikuti pelatihan agar mutu pembelajaran terus meningkat,” katanya.

Kunjungan KCD Wilayah VII ke SMA Angkasa Bandung menjadi momentum strategis. Sekolah swasta ditantang tampil sebagai laboratorium pendidikan berkarakter, dengan layanan unggul, budaya positif, dan branding yang kuat. Sinergi antara sekolah, yayasan, dan dinas pendidikan menjadi kunci agar SMA Angkasa tidak sekadar bertahan, tetapi mampu melampaui standar sekolah negeri.