“Kunci sukses pada saat kita mampu sinergi dengam baik gotong royong antara masyarakat dengan seluruh elemen yang ada untuk kemudian melaksanakan upaya kita terus mendukung dan mewujudkan apa yang menjadi harapan masyarakat. Mewujudkan Indonesia Emas 2045. Harapan kita sinergi dan kolaborasi ini terus kita jaga,” – ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Wapenja.com/Bandung – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin apel besar bertajuk “Sauyunan Jaga Lembur” di Lapangan Upakarti, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (8/11). Acara ini dihadiri oleh 5.000 pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai wilayah di Jawa Barat. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk konkret sinergi antara masyarakat sipil—dalam hal ini para pengemudi ojol—dan aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Selain apel, kegiatan ini juga mencakup pelatihan bantuan hidup dasar (BHD), serta peninjauan berbagai booth layanan publik seperti Gerai Ojol Kamtibmas Mart, Bengkel Ojol Kamtibmas, Bakti Sosial dan Kesehatan, SIM dan Samsat Keliling, serta unit SAR Polda Jabar.
Ojol sebagai Mitra Strategis Keamanan Jalanan
Kapolri menegaskan bahwa pengemudi ojol kini bukan hanya pelaku ekonomi digital, tetapi juga mitra strategis dalam menjaga keamanan publik. Dengan mobilitas tinggi dan kehadiran mereka di berbagai sudut kota, ojol menjadi “mata dan telinga” yang efektif bagi kepolisian. Mereka dapat melaporkan kecelakaan, tindak kriminal, hingga potensi gangguan kamtibmas secara real-time. Ini adalah bentuk partisipasi sipil yang konkret dan berdaya guna.
Ojol: Penggerak Ekonomi Mikro dan Sosial
Pernyataan Kapolri bahwa ojol adalah penghubung antara UMKM, pedagang, dan konsumen menegaskan peran ganda mereka. Mereka bukan hanya pengantar barang dan penumpang, tetapi juga penggerak ekosistem ekonomi mikro. Dalam konteks pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan ketidakpastian global, peran ini menjadi semakin vital.
Pelatihan BHD: Humanisasi Peran Ojol
Pemberian pelatihan bantuan hidup dasar kepada para pengemudi ojol menunjukkan pendekatan humanistik dalam strategi keamanan. Ojol dilatih untuk menjadi responder pertama dalam kecelakaan lalu lintas, terutama dalam “golden time”—periode krusial yang menentukan keselamatan korban. Ini memperluas fungsi sosial ojol dari sekadar transportasi menjadi penyelamat nyawa.
Menuju Indonesia Emas 2045: Sinergi sebagai Fondasi
Kapolri mengaitkan kegiatan ini dengan visi besar Indonesia Emas 2045. Dalam narasi ini, sinergi antara masyarakat dan negara menjadi fondasi utama. Gotong royong, kolaborasi lintas sektor, dan partisipasi aktif warga sipil dipandang sebagai kunci sukses menuju Indonesia yang maju, aman, dan inklusif.












