Wapenja.com – Gencatan senjata di Gaza terancam akibat meningkatnya kekerasan oleh pasukan Israel. Tuduhan pelanggaran gencatan senjata meliputi penembakan warga sipil, pengeboman, dan penangkapan. Insiden terbaru menewaskan 11 anggota keluarga Palestina pada 17 Oktober 2025.
Otoritas Gaza mengecam tindakan Israel, meminta PBB dan negara penjamin untuk turun tangan. Perdana Menteri Israel Netanyahu menuntut Hamas menyerahkan jenazah sandera sebelum membuka perlintasan Rafah.
Militer Israel mengklaim menembak warga yang mendekati pasukan mereka, bukan anggota Hamas. Namun, badan pertahanan sipil Gaza menyatakan korban sipil mungkin tidak tahu batas zona operasi Israel.
Konflik ini telah menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, dengan ribuan lainnya hilang di reruntuhan. Upaya pemulihan terhambat oleh puing-puing.
Masyarakat internasional menyerukan diakhirinya kekerasan, tetapi masa depan gencatan senjata Gaza tidak pasti.












