Ramai-Ramai Menggugat Kebijakan KDM Tentang Study Tour

Wapenja.com/Kota Bandung – Kebijakan larangan study tour kembali menuai kritik dan protes keras dari para pekerja pariwisata di Jawa Barat.

Mereka berdemonstrasi di depan Gedung Sate di Bandung pada 21 Juli 2025 kemarin, menuntut pencabutan larangan tersebut.

Mereka berpendapat bahwa larangan study tour berdampak negatif terhadap pendapatan mereka, menyebabkan penurunan bisnis hingga 60%.

Kritik juga datang dari Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Jawa Barat dan pengusaha PO Bus. Bahkan, perusahaan otobus pariwisata di Depok juga mengeluhkan dampak negatif kebijakan ini .

Baca Juga  Usulan Ridwan Kamil Terkait Pembangunan Kereta Gantung di Bandung yang Memakan Biaya Lebih dari 100 Triliun Disetujui Jokowi

Meskipun mendapat tekanan dan demonstrasi, Gubernur Dedi Mulyadi tetap bersikeras tidak akan mencabut larangan tersebut.

Ia beralasan bahwa study tour seringkali hanya merupakan kegiatan piknik yang memberatkan orang tua secara ekonomi.

Ia menekankan keputusannya didasarkan pada upaya melindungi kepentingan rakyat dan mengurangi tekanan ekonomi pada orang tua dan siswa.

Larangan study tour telah berdampak signifikan pada sektor pariwisata Jawa Barat, menyebabkan pengangguran dan penurunan pendapatan bagi banyak pekerja di industri terkait.

Baca Juga  Polsek Ciawi Cek Lokasi TKP Terkait Kebakaran Sebuah Kontrakan di Ciawi

Perdebatan mengenai kebijakan ini terus berlanjut, dengan para pekerja pariwisata terus mendesak pemerintah untuk mencari solusi yang lebih komprehensif dan mempertimbangkan dampak ekonomi bagi masyarakat.