Beberapa Negara di Asia yang Laporkan Terjadinya Peningkatan Kasus COVID-19, di Indonesia Tercatat Ada 72 Kasus Positif Sepanjang 2025

Wapenja.com/Jakarta – Terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia, yakni Thailand, Hong Kong, Malaysia dan Singapura, membuat Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran kewaspadaan COVID-19 kepada fasilitas pelayanan kesehatan setelah sejumlah negara tetangga melaporkan kenaikan kasus.

Dengan munculnya subvarian Corona baru, salah satunya NB.1.8.1 membuat beberapa negara di Asia yang melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19.

Menurut laporan mereka ada beberapa varian COVID-19 yang juga tersebar di beberapa negara. Varian itu meliputi XEC, JN.1, hingga LF.7.

Seperti yang diikutip dari berbagai sumber, berikut deretan negara di Asia yang melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19.

Berikut ini beberapa negara di Asia yang sudah berdampak subvarian Corona baru, yaitu :

Korea Selatan

Hasil pengamatan dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea melaporkan kasus COVID-19 yang dihitung melalui rumah sakit dan klinik pengawasan penyakit pernapasan, tercatat hingga saat ini sudah mencapai 8,8 persen selama minggu 18-24 Mei (minggu ke-21), menunjukkan tren peningkatan selama dua minggu berturut-turut dan ini juga dinyatakan oleh Komite Tanggap Penyakit Menular dari Asosiasi Medis Korea (KMA).

KMA sudah memantau dengan cermat kemungkinan munculnya kembali penyakit menular.

“Meskipun COVID-19 tersebar luas di luar negeri, virus pernapasan akut seperti rhinovirus, virus influenza B, dan virus parainfluenza secara bersamaan tersebar luas di Korea. Sehingga diperlukan kehati-hatian khusus,” ungkap komunitas tersebut, seperti yang dikutip dari Business Korea.

Baca Juga  Donald Trump Nyatakan Siap Menjadi Penengah Antara Rusia dan Ukraina

KMA juga mencatat sejak pertengahan Mei, jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut menunjukkan sedikit peningkatan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar tentang kebangkitan COVID-19 jenis virus varian Omicron yang semakin meningkat.

Hong Kong

Pemerintah Hong Kong juga melaporkan adanya kenaikan kasus COVID-19 yang diperkirakan semakin meningkat dan tetap tinggi selama satu atau dua bulan ke depan.

Begitu juga pusat perlindungan kesehatan mendesak kelompok berisiko tinggi untuk segera mendapatkan vaksin booster untuk mengurangi kemungkinan komplikasi serius, hingga kematian, seperti yang dikutip dari South China Morning Post.

Dr Edwin Tsui Lok-kin selaku Pengawas pusat menjelaskan bahwa virus Corona telah berubah menjadi penyakit endemik dengan pola siklus. Peningkatan kasus biasanya diperkirakan terjadi setiap enam hingga sembilan bulan.

“Saat ini Hong Kong telah mengalami peningkatan kasus COVID-19, terhitung sejak April 2025, lebih dari setengah tahun setelah peningkatan terakhir pada Juli dan Agustus 2024,” ujar Tsui.

Tsui mengatakan bahwa aktivitas virus akan relatif tinggi dalam jangka pendek, sebelum berangsur-angsur mereda selama satu atau dua bulan ke depan.

Baca Juga  Rusia Tidak bergeming Dengan komunikasi China-Ukraina, Tetap Lanjutkan "Operasi Militer Khusus"

Thailand

Pemerintah Thailand menyampaikan data per 30 Mei 2025 menunjukkan 41.283 kasus baru, sehingga total kasus tahun ini menjadi 257.280. Dilaporkan juga ada dua kasus kematian baru, sehingga total kematian menjadi 52.

Tercatat kasus terbanyak ada di wilayah Bangkok, kemudian diikuti Provinsi Chonburi, dengan tingkat infeksi tertinggi di kalangan orang dewasa usia kerja, pelajar, anak-anak, dan populasi lansia.

Thailand menghimbau warganya untuk memantau situasi, terutama karena varian NB.1.8.1 terus menyebar dengan cepat di berbagai wilayah. Walaupun situasi di Thailand belum mencapai level tertinggi, perjalanan internasional dan musim hujan, yang sering kali membawa penyakit pernapasan, dapat mempercepat wabah di masa mendatang.

Singapura

Di negara tetangga Indonesia, yakni Singapura melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19. Singapura mengalami peningkatan tajam dalam kasus COVID-19, dengan ratusan infeksi baru dilaporkan setiap hari.

Terjadinya lonjakan ini dikarenakan sebagian besar disebabkan oleh varian NB.1.8.1. Kasus rawat inap juga meningkat menjadi rata-rata 350 per hari, naik dari 225 pada minggu sebelumnya. Sementara rawat inap ICU harian telah meningkat menjadi sembilan kasus.

Malaysia

Untuk negara Malaysia, situasi COVID-19 masih terkendali dan di bawah level waspada. Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan, saat ini total ada 11.727 kasus COVID-19 telah tercatat sejak Minggu Epidemiologi (MEP) 1 hingga 19 di tahun ini, dengan tren penurunan yang terus berlanjut sejak awal tahun.

Baca Juga  Beberapa Negara Kecam Rencana Israel Ambil Alih Gaza

“Jumlah kasus tertinggi tercatat dalam beberapa minggu pertama tahun ini dengan 960 kasus pada Minggu I/2025 dan 1.229 kasus pada Minggu II/2025 dan Minggu III/2025,” jelas Kemenkes Malaysia.

“Tren penurunan terus-menerus terjadi, hingga mencapai 210 kasus pada Minggu I/15/2025,” sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan hari ini.”

Untuk periode Minggu I/16 hingga Minggu I/19, pernyataan tersebut mengatakan bahwa rata-rata sekitar 600 kasus per minggu tercatat.

Sementara itu menurut Kementerian Kesehatan RI meyakinkan masyarakat bahwa angka tersebut masih di bawah ambang batas peringatan dan saat ini sedang dilakukan tindakan pengendalian yang tepat.***