Wapenja.Com/Bandung – SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung , kembali mengadakan pembelajaran ekologi, dengan mengunjungi sejumlah tempat yang ada di kampung Adat Banceuy, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang (23/10/24).
Kepala SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung,Ruri Septyastuti.,S.Sos.,mengatakan tujuan kegiatan pembelajaran ekologi ini sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas bagi siswa dalam rangka memberikan pengetahuan, pengalaman, dan belajar langsung (inkuiri) tentang konsep dan contoh materi. Pembelajaran ekologi yang dilakukan oleh siswa kelas XII memberikan langsung konteks nyata,yang tidak dapat diberikan dalam pembelajaran di ruang kelas.
“Implementasi pendidikan berwawasan ekologi dapat berupa penerapan model pengajaran alam sekitar, mengembangkan sikap kritis dan peduli lingkungan kepada siswa dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan juga melalui program ekowisata,” ujar Ruri.
“Jadi, siswa tidak hanya mendengarkan konsep saja namun mereka juga memiliki pengalaman empiris secara nyata. Sehingga siswa dapat belajar mengaitkan materi pelajaran yang didapat di sekolah dengan aplikasinya di lingkungannya,” imbuhnya.
Disisi lain Wakasek Kurikulum,Marlinah S.Pd.,sekaligus ketua Pelaksana menyampaikan,”sebanyak 282 siswa-siswi kelas XII dan 20 guru pendamping yang mengunjungi tempat wisata Desa Sanca, kampung Adat Bancey, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
“Kedatangan kami membawa siswa-siswi kelas XII untuk belajar ekologi dengan tujuan berbagai tempat yang ada di kampung Adat Banceuy, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat untuk mendukung pembelajaran,telah disambut baik oleh pihak pengelola yang namanya kelompok sadar wisata (POKDARWIS),” katanya.
Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan mendapatkan susana baru dalam proses pembelajaran yang aplikatif.Siswa juga dibekali dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang harus diselesaikan sesuai dengan jurusan mata pelajaran masing-masing,seperti pelajaran IPA ada fisika,kimia dan biologi sedangkan untuk IPS ada sosiologi,ekonomi dan geografi.Proses pembelajaran ini lebih dilakukan pengambilan data lingkungan yang nantinya akan di tilai oleh guru mapel masing-masing dari mulai cara menyusun,latar belakang dan masalah.Dari hasil laporan itu ,siswa nantinya akan mempresentasikan secara individu ke guru mapel masing-masing.
“Mengingat pentingnya kegiatan ini sudah menjadi bagian program pembelajaran setiap tahunnya untuk kelas XII,supaya nantinya siap berinteraksi dengan masyarakat,siap bekerja dan siap melanjutkan ke perguruan tinggi. Apalagi keseruan mereka disaat kegiatan pembelajaran ekologi di kampung Adat Banceuy ini menjadi momen-momen kenangan indah bersama teman-teman satu kelas, satu angkatan,satu perjuangan,” imbuhnya.
Sedangkan untuk kelas XII IPA, Putri Naupa ,mengatakan, “untuk kegiatan Ekologi ke Kampung Adat Banceuy banyak sekali moment senang dan sedih yang menjadi pelengkap kegiatan dan jadi kenangan sebelum kelulusan,” jelasnya.
Kalau untuk moment serunya pada kegiatan ekologi ini yang pertama bisa mendekatkan saya dengan teman sekelas saya bahkan setelah dari ekologi saya punya kelompok belajar.
“Alasan yang kedua adalah kami ga pernah berhenti untuk mencari data di siang sampai malam hari dan itu merupakan hal menyenangkan walaupun memang cape tapi karena dilakukan bersama teman-teman yang lain rasanya jadi lebih gampang dan menyenangkan,” jelas Putri.
“Terus juga alasan serunya dari kegiatan ekologi ini saya bisa melihat penampilan adat pada saat saya pertama kali datang kesana, disitu saya mendapatkan ilmu baru tentang budaya dan kesenian Indonesia,” lanjutnya.
“Terus juga serunya kegiatan ekologi ini ngajarin bagaimana kehidupan dan ngajarin kemandirian karna walaupun full mencari dan mengolah data yang bikin otak terus bekerja, fisik yang cape karena terus terusan jalan dan mental yang harus dikelola karna walaupun cape tapi harus tetep ceria ngebuat pelengkap di kegiatan Ekologi ini,” ucapnya lebih lanjut.
“Untuk part yang sedihnya adalah pada saat saya pamitan sama keluara yang nyediain tempat tinggal karna walaupun cuman 2 hari 1 malam tapi ibu nya sudah mengganggap saya dan teman-teman yang lain seperti anak nya, banyak makanan yang beliau sediakan terus juga ibu nya selalu menanyakan keadaan saya dan teman-teman yang lain makanya jadi sedih saat mau pulang,” paparnya.
“Tapi sayangnya saya keteteran dalam mengolah data, jadinya saya kurang banyak berinteraksi dengan warga sekitar dan kurang mengeksplor kampung adat serta hutan konservasinya,” katanya.
Untuk SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung terima kasih banyak sudah mengadakan kegiatan ekologi ini karena banyak hal yang bisa saya pelajari, semoga tahun depan ekologinya bisa diperpanjang agar lebih puas untuk mengeksplor segala hal disana.
Reva Tri kelas XII H IPS,saat di wawancara menyampaikan kegembiraannya saat berada di Kampung Adat Banceuy yang mengajarkan aku bahwa menjaga ekosistem bukanlah sekadar tanggung jawab lingkungan, tetapi juga bagian dari upaya melestarikan warisan budaya.Dimana mereka mengenalkan budaya mereka kepada pengunjung,kearifan lokal di Kampung Adat Banceuy yang sangat lekat dan ekonomi yang cukup stabil.
“Jadi selama 2 hari di Kampung Adat Banceuy banyak memberikan pengalaman yang sangat berkesan dalam memahami pentingnya keseimbangan antara alam dan budaya di banceuy,” terang Reva.
“Disini juga belajar tentang kehidupan masyarakat yang erat dengan alam dan setiap ekosistem di jaga dengan baik.Belajar banyak budaya baru seperti upacara adat dan alat musik khas Banceuy.Suasana di Kampung Adat Banceuy masih asri dan bebas polusi,masyarakat di Kampung Adat Banceuy sangat ramah dan gotong royong,” pungkasnya.