Polisi Tanam Jagung, Desa Telukpinang Bangun Ketahanan Pangan dari Akar Rumput

Polsek Ciawi bersama Pemerintah Desa Telukpinang dan kelompok tani “Bunga Ceria” menanam jagung hibrida di lahan warga seluas 7.000 meter persegi, Sabtu (8/11/2025).

Program Ojol Kamtibmas yang sebelumnya memperkuat hubungan polisi dan warga. Kini, semangat itu bertransformasi ke sektor pertanian — bukan hanya menjaga pangan, tapi juga membangun kepercayaan sosial.

Wapenja.com/Bogor – Di tengah ancaman krisis pangan global dan tekanan inflasi bahan pokok, sebuah langkah kolaboratif muncul dari Kampung Telukpinang, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Polsek Ciawi bersama Pemerintah Desa Telukpinang dan kelompok tani “Bunga Ceria” menanam jagung hibrida di lahan warga seluas 7.000 meter persegi, Sabtu (8/11/2025). Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan intervensi nyata dalam membangun ketahanan pangan dari akar rumput.

Sebanyak 6.000 meter persegi lahan telah siap tanam, sementara 1.000 meter persegi disiapkan sebagai cadangan strategis. Diperkirakan hasil panen mencapai 3 ton jagung hibrida pada Maret 2026. Lahan berstatus hak milik ini disewa oleh kelompok tani, menunjukkan model agraria berbasis sewa yang fleksibel dan dapat direplikasi di wilayah lain.

Baca Juga  Bupati Garut Memberikan Anugerah Penghargaan Bidang Kesehatan Kepada Lutfi Wasi dan KNPI

Kegiatan ini dipimpin oleh Sdri. Lilis Sri Rahayu selaku Ketua Kelompok Tani dan dikoordinasi oleh Bhabinkamtibmas Aipda Yoga Irfan, yang tak hanya berperan sebagai penghubung keamanan, tetapi juga fasilitator pembangunan desa. Sinergi ini mencerminkan pergeseran paradigma: aparat tidak hanya menjaga ketertiban, tetapi juga ikut menanam harapan.

Kapolsek Ciawi menegaskan bahwa keterlibatan Polri dalam sektor pangan adalah bagian dari komitmen institusional untuk hadir di tengah masyarakat. “Kami ingin hadir langsung, bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ujarnya, menandai transformasi peran kepolisian dalam pembangunan sosial.

Baca Juga  Wamen Tinjau Langsung Pelaksanaan TKA di Bandung, Siswa Antusias Berdialog

Kepala Desa Telukpinang pun mengapresiasi langkah ini sebagai bukti konkret sinergitas lintas sektor. “Kebersamaan ini adalah fondasi desa mandiri dan tangguh secara ekonomi,” tegasnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa pembangunan desa tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor — perlu kolaborasi antara aparat, pemerintah, dan warga.

Langkah ini melanjutkan semangat program Ojol Kamtibmas yang sebelumnya memperkuat hubungan antara polisi dan komunitas pengemudi ojek online. Kini, semangat itu bertransformasi ke sektor pertanian — bukan hanya menjaga pangan, tapi juga membangun kepercayaan sosial dan memperluas ruang partisipasi warga.

Lebih dari sekadar menanam jagung, kegiatan ini adalah simbol perlawanan terhadap ketergantungan pangan impor dan bentuk adaptasi lokal terhadap tantangan global. Ketika desa-desa seperti Telukpinang mulai membangun ketahanan pangan secara mandiri, mereka tidak hanya memberi makan warganya, tetapi juga memberi pelajaran bagi kebijakan nasional: bahwa reformasi pangan harus dimulai dari tanah, dari tangan petani, dan dari solidaritas antarwarga.