Wapenja.com – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, marah atas PHK massal buruh Gudang Garam.
Said Iqbal meminta pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah PHK massal di PT Gudang Garam. Ia menekankan agar penanganan masalah ini tidak hanya menjadi janji manis, seperti yang terjadi dalam kasus PHK massal di Sritex.
Said Iqbal menyatakan akan memverifikasi informasi mengenai PHK massal tersebut dan menganalisis penyebabnya. Ia menyoroti berbagai faktor seperti penurunan daya beli, pasokan tembakau yang terbatas, kurangnya inovasi produk, dan tingginya pajak yang mempengaruhi daya saing perusahaan.
Said Iqbal memperkirakan bahwa PHK di industri rokok berpotensi meluas dan berdampak pada ratusan ribu buruh, termasuk buruh tembakau, logistik, sopir, pedagang kecil, hingga pemilik kontrakan.
Menurut informasi laporan keuangan menunjukkan bahwa Gudang Garam sedang tidak dalam kondisi yang baik, sehingga muncul isu PHK massal.
Pada semester pertama tahun 2025, pendapatan perusahaan menurun 11,29%, laba bruto menurun 25,26%, laba operasi menurun 68,16%, dan laba bersih menurun 87,3%.
Hananto Wibisono, seorang pengamat industri tembakau, menyatakan bahwa krisis ini bukan hanya masalah perusahaan, tetapi juga mencerminkan tantangan struktural yang mengancam ekosistem industri tembakau Indonesia.
Harga saham Gudang Garam dilaporkan turun 4,59% pada 31 Juli 2025.
Hingga 6 September 2025 kemarin, pihak PT Gudang Garam Tbk belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar PHK massal ini.