Program Gizi atau Ancaman Kesehatan? Hasil Uji Lab MBG Sukabumi Bikin Merinding!

Wapenja.com/Sukabumi – Hasil uji laboratorium terhadap kasus keracunan makanan massal yang menimpa ratusan pelajar di Kabupaten Sukabumi akhirnya terungkap, dan hasilnya cukup mengejutkan. Pemeriksaan dilakukan terhadap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan di tiga kecamatan: Cidolog, Parakansalak, dan Cibadak, selama Agustus hingga September 2025.

Temuan Kontaminasi Serius
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mengungkap bahwa sampel makanan dari dua lokasi—Cidolog dan Parakansalak—mengandung berbagai mikroorganisme berbahaya:

Di Cidolog, ditemukan:
– Jamur Coccidioides immitis pada   semangka
– Bakteri Enterobacter cloacae       pada tempe orek
– Bakteri Macrococcus     caseolyticu pada telur dadar

– Di Parakansalak, ditemukan:
– Bakteri Bacillus cereus pada telur

Kepala Dinas Kesehatan, Agus Sanusi, menjelaskan bahwa kontaminasi ini diduga kuat berasal dari proses penyimpanan dan pengolahan makanan yang tidak sesuai standar. “Penyimpanan bahan makanan pada suhu ruang terlalu lama menjadi pemicu utama,” ujarnya.

Selain kontaminasi, proses distribusi makanan juga disorot. Beberapa sekolah disebut tidak langsung menyajikan makanan kepada siswa, memperpanjang waktu antara pengolahan dan konsumsi. Hal ini meningkatkan risiko keracunan.

Dinkes Sukabumi telah berkoordinasi dengan BPOM dan Kementerian Kesehatan RI untuk memperketat pengawasan. Tim Pembinaan dan Pengawasan Eksternal SPPG MBG akan dibentuk, dan penyedia katering diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Meski hasil uji lab untuk kasus di Cibadak masih menunggu, seluruh korban dari ketiga kejadian telah mendapatkan penanganan dan kini dalam kondisi membaik.