Makan Bergizi Gratis Berujung Malapetaka: Ratusan Siswa Tumbang di Garut!

Wapenja.com/Garut – Suasana haru dan panik menyelimuti tiga sekolah di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, setelah lebih dari seratus siswa mengalami gejala keracunan makanan, Rabu (17/09). Insiden ini terjadi usai mereka menyantap makanan yang disediakan melalui program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah di daerah terpencil dan kurang mampu.

Menurut laporan resmi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, sebanyak 150 siswa dari SMA Siti Aisyah, SMP Negeri 2 Kadungora, dan SDN Cikole menunjukkan gejala seperti mual, muntah, pusing, dan sakit perut beberapa jam setelah makan siang. 14 siswa di antaranya harus dirawat intensif di Puskesmas Kadungora karena mengalami dehidrasi dan penurunan tekanan darah yang cukup signifikan. Sisanya menjalani perawatan jalan dan terus dipantau oleh tim medis.

Baca Juga  Babak baru Perseteruan Legislatif dan Eksekutif di Jabar

Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim investigasi untuk menelusuri sumber keracunan. “Kami sudah mengamankan sampel makanan dari ketiga sekolah dan saat ini sedang dilakukan uji laboratorium di Balai Pengujian Makanan dan Obat Provinsi Jawa Barat. Hasilnya akan keluar dalam 3–5 hari ke depan,” ujarnya.

Kepala SMA Siti Aisyah, Hari Triputuharja, mengungkapkan bahwa kejadian bermula sekitar pukul 13.00 WIB, ketika beberapa siswa mengeluh sakit perut dan muntah. “Kami langsung menghubungi puskesmas dan menghentikan distribusi makanan. Ini pertama kalinya program MBG menimbulkan masalah di sekolah kami,” katanya.

Program MBG sendiri merupakan inisiatif nasional yang diluncurkan awal tahun ini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Tujuannya adalah memberikan makanan bergizi kepada siswa di seluruh Indonesia, terutama di wilayah yang memiliki angka stunting tinggi. Namun, insiden di Garut ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan kualitas makanan dan rantai distribusinya.

Baca Juga  Program Gizi atau Ancaman Kesehatan? Hasil Uji Lab MBG Sukabumi Bikin Merinding!

Pihak kepolisian juga telah turun tangan untuk menyelidiki kemungkinan kelalaian dari pihak penyedia katering. Kapolsek Kadungora, AKP Deni Rukmana, mengatakan bahwa pihaknya telah memanggil vendor makanan untuk dimintai keterangan. “Kami tidak menutup kemungkinan adanya unsur pidana jika terbukti ada kelalaian dalam proses penyimpanan atau pengolahan makanan,” tegasnya.

Sementara itu, orang tua siswa berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas dan memastikan keamanan makanan yang diberikan kepada anak-anak mereka. “Kami mendukung program MBG, tapi keselamatan anak-anak harus jadi prioritas utama,” ujar Rina Marlina, orang tua siswa kelas 8 SMPN 2 Kadungora.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi para siswa yang dirawat intensif dilaporkan mulai membaik. Pemerintah daerah berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG di Garut dan daerah lainnya.