Wapenja.com/Jakarta – Center of Economic and Law Studies (Celios) menyampaikan keprihatinan atas kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan Tokopedia.
Menurut Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, gelombang PHK ini menambah panjang daftar pengurangan tenaga kerja di sektor ekonomi digital Indonesia (26 Agustus 2025).
Huda menjelaskan bahwa PHK tersebut merupakan dampak dari proses efisiensi pasca-merger antara Tokopedia dan TikTok pada 2024. Penggabungan unit bisnis yang memiliki fungsi serupa menjadi alasan utama pengurangan karyawan.
“Setelah merger, isu PHK masih akan tetap terjadi karena mereka akan menggabungkan unit bisnis yang sama yang ada di Tokopedia dan TikTok,” ujar Huda.
Selain efisiensi, Huda menyoroti kebutuhan ruang pendanaan untuk strategi promosi sebagai pemicu lain PHK. Persaingan ketat antara Shopee dan gabungan Tokopedia–TikTok Shop mendorong kedua platform untuk melakukan “bakar uang” demi meningkatkan Gross Merchandise Value (GMV).
“Keduanya saling bakar uang, terutama untuk meningkatkan GMV. GMV Shopee tahun 2024 mampu meningkat tajam sehingga menggendong pendapatan perusahaan induk,” tambahnya.
Fenomena ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi sektor e-commerce Indonesia, di tengah tekanan efisiensi, persaingan agresif, dan kebutuhan akan strategi promosi yang masif.

 
							










