Wapenja.com — Pada Senin, 30 September 2024 Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung menggelar kegiatan seremonial dalam rangka milangkala (ulang tahun) SMA YAS ke-44 yang digelar di aula SMA YAS JL. PH. Hasan Mustapa No. 115, Bandung.
Pada kegiatan ini turut dihadiri oleh segenap keluarga besar SMA YAS termasuk ketua YAS Dr. Adil A Fadilakusuma, M.Si., Kepala SMA YAS Ely Solihin, S.Pd., Pengawas Pembina Kantor Cabang Dinas (KCD) wilayah VII Dra. Eka Kurniah Jatnika, M.M., dan para tamu undangan lainnya.
Sejak awal berdirinya pada tahun 1980, SMA YAS tetap konsisten memiliki jumlah siswa yang banyak, hal ini tidak terlepas dari visi yang dimiliki SMA YAS yaitu mewujudkan pendidikan berkualitas yang berakar pada budaya dan seni Sunda, oleh karenanya tidaklah mengherankan apabila masyarakat mempercayai SMA YAS baik dari siswa sendiri maupun orang tua untuk bersekolah maupun menyekolahkan.
Budaya dan seni Sunda bagi SMA YAS merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk ditanamkan pada diri siswa, hal ini dapat terlihat pada saat kegiatan milangkala SMA YAS banyak pertunjukan-pertunjukan seni Sunda dari mulai alat musik seperti Angklung, Gamelan, Kendang (Gendang), ada juga pertunjukan seni suara, baju adat Sunda, dan lain-lain.
Kegiatan milangkala yang bertemakan “Ngunder Laku Natar Lampah Ngaronjatkeun Sakola Nu Pasaka” di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, dan sambutan-sambutan.
Sambutan yang pertama dibuka oleh Kepala SMA YAS Ely Solihin, S.Pd., yang mengungkapkan pada milangkala yang ke-44 ini sekolah yang dipimpinnya akan tetap berdiri kokoh dan lebih maju dari berbagai aspek.

“SMA YAS menginjakan usia ke-44 tahun, semoga kedepannya SMA YAS bisa tetap berdiri kokoh, lebih maju dari berbagai aspek, dan semoga tetap ada pada keridhaan Allah SWT” ungkapnya.
Masih ditempat yang sama, Dr. Adil A Fadilakusuma, M.Si., selaku ketua yayasan SMA YAS menyampaikan kegembiraanya karena ada salah satu guru yang mengajar di sekolahnya yang menjadi Dosen mata kuliah Tata Krama.

“penyelenggaraan milangkala SMA YAS ke-44 tahun hari ini bertepatan dengan Bulan Rabiul Awal, yang sebagaimana kita ketahui bulan ini merupakan hari kelahiran Rasulullah SAW, sosok yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh karenanya pada moment milangkala ini sebagai umat islam selain memperingati, kita juga harus meneruskan perjuangan Rasulullah SAW dalam menebar kebaikan terutama dari segi akhlak” ungkapnya.
Masih dikatakan ketua yayasan SMA YAS “ada kabar gembira yang luar biasa terkait Tata Krama yang kita diskusikan dengan rector Universitas Islam Nusantara, responnya sangat bagus menurutnya di Indonesia belum ada fakultas dan prodi Tatak Rama, oleh karena itu beliau menyimpulkan di Universitas Islam Nusantara mulai tahun ini akan ada mata kuliah Tata Kama. Hal ini tentu menjadi kegembiraan tersendiri bagi SMA YAS karena dosen pertama pada matkul ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran Tata krama di SMA YAS” kata beliau menyampaikan.

Adapun sambutan dari Dra. Eka Kurniah Jatnika, M.M., ia mengatakan 44 tahun berdirinya SMA YAS tentu bukanlah waktu yang muda bagi berdirinya sebuah lembaga pendidikan, karena menurutnya usia 44 tahun sudah sangat merasakan asam garamnya kehidupan pendidikan di tanah air.
“saya atas nama pribadi dan atas nama Dinas Pendidikan mengucapkan selamat memperingati hari ulang tahun SMA YAS ke-44. Waktu 44 tahun tentu bukanlah hitungan waktu yang singkat, 44 tahun kalau kita hubungkan dengan manusia tentunya sudah sangat dewasa dan sudah sangat merasakan asam garamnya kehidupan, oleh karena itu saya mendoakan semoga SMA YAS tetap berdiri kokoh dan terus mencetak generasi yang cerdas dan tidak lupa akan budaya Sunda” ungkapnya.
Ia pun sangat mengapresiasi dan nampak terkesima, karena menurutnya seorang siswa yang melantunkan suara rajah bubuka tergolong langka untuk anak-anak seusianya di era saat ini, selain menurutnya untuk melantukan suara rajah bubuka memerlukan keahlian khusus.
“kalau saya berada di SMA YAS, saya merasa budaya Sunda akan tetap terjaga eksistensinya karena budaya Sunda di SMA YAS tidak ajarkan dari segi teorinya saja melainkan di praktekan secara langsung, apalagi tadi saya lihat dan mendengarkan pembukaan ada lantunan rajah bubuka dan dilantunkan secara langsung oleh siswa, hal ini tentu jarang bisa kita lihat di tempat lain karena memang untuk melakukannya harus sudah terbiasa dan memerlukan keahlian khusus” kata Eka sapaan akrabnya.
Berlangsungnya kegiatan milangkala di SMA YAS terlihat sangat menyenangkan dan penuh antusias baik dari para guru dan para siswa, banyak penampilan yang di suguhkan dalam moment tersebut.
Penampilan-penampilan tidak hanya dilakukan oleh para siswa saja, ada juga penampilan dari para guru yang menampilkan tarian dan memainkan seni musik angklung.

Riuh gemuruh siswa nampak menggema di seluruh ruangan, pada saat para guru-guru mereka melakukan penampilan-penampilan. Hal ini menambah keseruan kegiatan milangkala ke-44 SMA YAS.