Kota Bandung – Uji Kompetensi Keahlian (UKK) merupakan penilaian yang diselenggarakan khusus bagi siswa SMK untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang setara dengan kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI. UKK dilaksanakan sebagai bagian dari proses pembelajaran di SMK di tingkat terakhir.
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bertujuan untuk :
1. Mengukur pencapaian kompetensi siswa SMK yang telah menyelesaikan proses pembelajaran sesuai kompetensi keahlian yang ditempuh;
2. Memfasilitasi siswa SMK yang akan menyelesaikan pendidikannya untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat uji kompetensi;
3. Mengoptimalkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang berorientasi pada capaian kompetensi lulusan SMK sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
4. Memfasilitasi kerjasama SMK dengan dunia kerja dalam rangka pelaksanaan Uji Kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja.
Pada Selasa, 23 April 2024, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Insan Cinta Bhakti (ICB) Cinta Wisata menggelar hari pertama UKK yang di ikuti oleh seluruh siswa dari ketiga program keahlian yaitu Usaha perjalanan Wisata, Kuliner, dan Perhotelan.
Menurut kepala SMK ICB Cinta Wisata Iwan Ridwan, S.Pd., pada UKK kali ini dilaksanakan selama dua hari.
“untuk pelaksanaan dimulai pada tanggal 23 hingga 24 April 2024, atau selama dua hari” kata Iwan.
Lebih lanjut dikatakannya pada UKK kali ini pihak pengujinya melibatkan dua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah tercatat di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“pihak pengujinya kita bekerja sama dengan LSP P3 Pariwisata Bhakti Persada untuk kompetensi keahlian Kuliner dan Perhotelan, dan untuk keahlian Usaha Perjalan Wisata kita bekerja sama dengan LSP P3 Pramindo”
Saat disinggung terkait pembiayaan siswa pada UKK ini, Iwan menegaskan, SMK ICB Cinta Wisata tidak memberatkan siswa beserta orang tuanya dalam menimba ilmu.
“untuk pembiayaan UKK, kita menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan juga terkait hal ini kita selalu berkordinasi dengan para orang tua siswa. Kalaupun ada persoalan dalam pembiayaan, kita tidak akan menghambat para siswa untuk mendapatkan hak nya dalam proses pembelajaran di SMK ICB Cinta Wisata” tegas Iwan.
Pada saat berlangsungnya UKK nampak terlihat para siswa sudah memahami apa yang harus dilakukannya dan terlihat hampir tidak ada hambatan dari masing-masing siswa.
Saat ditanyai mengenai kemahiran siswanya, Iwan menjelaskan selain pengajaran di SMK ICB Cinta Wisata yang mengharuskan setiap siswa untuk memahami setiap materinya, pada saat Peraktek Kerja Lapangan (PKL) pun mereka dituntut untuk mengusai pekerjaan yang dikerjakannya, sehingga kata Iwan mereka sudah hapal betul apa yang mesti di lakukannya pada UKK ini.
“selain itu, ada juga siswa yang sudah di rekrut oleh pihak industri, yang memang pada saat PKL setiap siswa menunjukan kemahirannya sehingga selain ketertarikan industry untuk merekrutnya, meraka juga mendaptkan penilaian yang sangat bagus pada saat PKL” lanjut Iwan.
Ditempat yang sama ketua program keahlian kuliner, Priska Amelia Dewi mengatakan dalam program keahlian ini ada tiga skema yaitu waiter, pastry, dan cooking.
“setiap siswa dalam program keahlian kuliner, terbagi atas tiga skema yaitu waiter, pastry, dan cooking. Untuk metode penilaiannya yaitu teori dan praktek. Untuk ujian teori lebih ditekankan pada pengetahuan seperti bahan-bahan kuliner, peralatan dan lain sebagainya, dan untuk prakteknya merek membuat produk , untuk skema pastry mereka membuat seperti roti dan cake, dan untuk coocing-nya mereka membuat dari appetizer seperti sop, main course, dan dessert” Ungkap Priska.
Di sisi yang berbeda, Budi selaku asesor dari LSP Pariwisata Bhakti Persada, mengatakan untuk penilaian kompetensi ini ada tiga yaitu pengetahuan, keterampila, dan attitude.
“karena kita menilainya ujian kompetensi, berarti yang ditilainya adalah pengetahuan siswa terhadap program keahliannya, keterampilan dalam mempraktekan program keahliannya, dan attitude mereka” kata Budi.
Lebih lanjut dikatakan Budi saat ditanyai apakah fasilitasnya memadai untuk melaksanakan UKK ini. Menurutnya, “untuk standar UKK tentu sudah cukup menunjang, karena memang di industripun pada prinsipnya hampir sama dengan alat-alat yang ada disini, akan tetapi memang ada perbedaan lain seperti kecagihan sebuah alat karena memang indsutri ada standarnya sendiri-sendiri. Namun sejauh ini SMK ICB sudah sangat baik dalam hal fasilitas dan menunjang untuk pelaksanaan praktek uji kompetensi keahlian” pungkas Budi.